Sabtu, 03 Juli 2010

kisah jejaka selimut

ini adalah sebah cerita, cerita seorang pemuda 19 tahun yang selalu menerjang selimut saat pagi buta, tenggelam dalam rasa kantuk setelah klimaksnya yang ditunggu sekian lama setelah seharian penuh dengan layar layar dan layar, dia hanya pengangguran tak berguna, chat, gambar, chat, gambar dan gambar lagi, dan chat lagi, terus gambar lagi.

dunia luar hanya singgahan sementara mengisi waktu luang memperbesar wawasan yang tiada batasnya, hanya rolling door supermarket yang selalu mengakhiri perjalanan malamnya. Jejaka selimut melanjutkan perjalanannya lagi, ke rumah, chat lagi menggambar lagi, chat lagi.

saat bangun pagi, biasa menarik ojek pribadi untuk sang mama, tiada berhentinya berulang dan merulang lagi, mengantar, menjemput, menunggu, dan menunggu..malas mata memandang matahari pagi lelah tersiram panasnya siang, kota bekasi hanya sebuah mimpi buruk di siang hari jika berada diluar, jalan bolong-bolong tak bedanya dengan permukaan bulan, mungkin lebih halus perukaan bulan, kenapa kota ini bisa dapat piagam adipura? merika hanya melihat kebagusan sebuah buku hanya dari sampulnya.

kembali ke cerita si jejaka selimut, yang selalu menerjang di dalam selimut saat pagi buta, sepulangnya dari mengantar, menjemput dan menunggu, dia kembali ke meja kerjanya yang sempit dan berantakan, melanjutkan mengutak atik situs pertemanan yang selalu sepi dari pengunjung, sampai matahari terbenam dan pengeras suara masjid berdering mengingatkan sang jejaka selimut untuk mandi dan mengambil air wudhu dan bergegas menuju kamar tak beraturan itu, apakah jejaka selimut sholat maghrib? hanya tuhan, kecoa, laba-laba, semut, setan, jin penghuni kamar tersebut yang tahu..

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda