Sabtu, 10 Juli 2010

jaka selimut dan sepak bolanya


Tahun 2010, mungkin adalah tahun yang paling ditunggu masyarakat dunia yang pastinya menyukai sepak bola, bapak-bapak, ibu-ibu, kakek-kakek, nenek-nenek, remaja dan anak kecil. Sepak bola, sudah bertahun-tahun dunia sangat menyoroti olah raga ini, ratusan tahun sepak bola bergulir menghiasi dunia dan mempengaruhi banyak hal dalam bidang-bidang kehidupan, ekonomi, politik, budaya, dan macam macam bidang kehidupan lainnya.

Sepak bola adalah olah raga unik, kita dapat sangat mengekspresikan diri di dalamnya. Sepak bola adalah olah raga yang total, dari penonton, pelatih, pemain, sampai wasit. Disepak bola kita bisa melihat beberapa olah raga lain, dan bidang-bidang lain yang terselip di dalamnya. Kita dapat menyaksikan olah raga lain seperti, kungfu (eric cantona) dan, tinju (sepak bola indonesia). Dan terkadang bisang seni pun dapat terselip didalamnya, coretan2 wajah, nyanyian, fashion, ceremony dan lain-lain, terkadang akting biasa dipergunakan didalamnya, diving, mengelabui wasit dan hakim garis. Dan intinya sepak bola adalah olah raga yang unik dan pantas untuk disorot oleh dunia.

Begitu juga dengan jaka selimut, jaka selimut adalah seorang pemain sepak bola yang hebat dia memenangkan banyak pertandingan dan menciptakan banyak gol, ya biarpun tidak sampai keluar wilayah RW, namun dia bisa dibilang master di eranya (umur 10-15 tahun). Dan karirnyapun redup saat menginjak masa SMA. Sudah mengenal banyak hal yang menurunkan kehebatan pada dirinya. Namun ia masih tetap berkarir dibidang sepak bola biarpun tidak intens.

Dia mulai mengenal sepak bola sejak akhir SD, saat piala dunia tahun 2002, dia semakin tertarik pada sepak bola, dia merasa sedih saat timnas italia gugur ditangan korea selatan dengan segala kecurrangan dan ketidak jelian wasit saat itu. Dia sampai meneteskan air mata karena tim yang entah kenapa ia sukai tanpa alasan itu tumbang begitu saja ditangan negri gingseng. Mulai saat itu sang jaka selmut memulai karir sepakbola amatirnya, dengan skill yang dibawah standar ia ikut kejuaraan 17-an antar RT, sebagai pemain pengganti dan menjadi biang kekalah tim RT-nya saat itu. Dia sangat merasa menyesal, tendangan salto yang mengakibatkan kepalanya terbentur lantai lapangan yang sangat keras itu membuatnya kembali ditarik keluar lapangan dan dipulangkan dengan kepurikannya.

Setelah itu dia menepah tumpulnya skill yang dimilikinya, dengan masuk eskul sepak bola, dan selalu bermain mati-matian saat bermain dilapangan depan mesjid dekat rumahnya. Dan sampai akhirnya takdir mempertemukannya pada tingkat kehormatan tertinggi dalam hidupnya, dirinya memenangkan kejuaraan futsal antar RT yang diselanggarakan saat dia kelas 3 SMP, itulah gelar pertamanya dan satu-satunya sepanjang sejarah futsal komplek graha harapan. Dia hamper mencetak sejarah dengan menjuarai event yang sama namun gagal, di final karena kalah 4-3 dari RT 03, dan sangat mengiris hatinya karena 2 gol lawannya sangatlah controversial.
Dia juga pernah menangani tim futsal SD di kejuaraan antar tim, dan dia menjadi asisten pelatih yang menentukan timnya menjadi juara ke-3 di event itu, dan setelah itu dia tidak pernah terdengar lagi namanya terkecuali saat sparing futsal bersama teman-teman alumni SMA-nya.

Jaka selimut pernah sangat mencintai sepak bola, dan menjadikannya cita-cita sebelum tahu bahwa sepak bola Indonesia adalah sepak bola yang berantakan, berbahaya, brutal, maniak, keji, dan tidak kenal ampun, kegarangannya tidak diikuti dengan prestasinya, dan dia sangatlah kecewa saat itu, dia mencopot poster-poster pemain bola yang ada dikamarnya, menggantinya dengan poster the cure, the beatles, the doors, dan monkey to millionaire. Sekejap semua impian itu sirna dari benaknya, semenjak mengenal akan adanya the jak, Viking, bonek, dan masih banyak lagi yang lain, setiap event sepak bola di manapun terlihat tidak terlalu semenarik dahulu, semua berimbas pada sepakbola dunia dimatanya, sepak bola Indonesia dalam negri, meruntuhkan kepercayaan bahwa bola itu bundar, dan siapa saja bisa menang dalam sepak bola, namun biarpun bola sudah berbentuk segitiga sekalipun, ia yakin bila tidak ada perubahan dankoreksi diri dalam sepak bola Indonesia, dirinya yakin kita hanya akan tetap menjadi penonton.

Dan piala dunia 2006, bagi jaka selimut adalah masa-masa penting kembalinya kepercayaan dirinya pada timnas italia, mereka menang dengan penuh perjuangan, pengorbanan, mengalahkan jerman, dan prancis dengan drama adu penalty yang mengesankan. Banggakah dirinya? Tentu saja dirinya bangga, sangat bangga, dan del piero tetap ada dalam ingatan saat mencetak gol ke gawang jerman itu adalah kemenangan yang sesungguhnya, dirinya melihat del piero mengangkat trophy piala dunia langsung dari saluran televise kasayanganya. Betapa indahnya pegi buta itu. Sangat mengesankan dan sekali seumur hidup. Terima kasih sepak bola kalian mempersembahkan dunia penuh warna dan kreativitas yang sangat unik untuk tetap nyaman disaksikan, orang tua, anak muda, sampai anak kecil, bahkan sang jaka selimut yang idak tahu umurnya berapa. FORZA ITALIA!dan semoga tahun ini belanda yang menjadi kampiunnya!! amin !!

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda