Kamis, 29 September 2011

Bergelut dengan Mesin Tik dan Perkenalan 10 Elemen Jurnalistik

  
  Jaka selimut mendapat misi istimewa kali ini. bayangkan bagaimana dia harus merangkum tugas yang tidak biasa buat dia. Tahukah kalian mesin Tik? pernahkan kalan melihatnya? menggunakannya? 

   Jadi tugas kali ini adalah menulis sebuah apresiasi tentang sepuluh elemen jurnalistik dengan mesin tik. kalau kalian terlalu modern untuk mendengar kata mesin tik. Baik sekarang narator akan menceritakan sekilas tentang mesin tik.


MESIN TIK adalah.

   Mesin yang digunakan untung me-tik. benda ini bentuknya sama seperti keyboard, ada tombol huruf dan angka yang dapat menjadi fungsional menulis simbol-simbol seperti tanda petik kuring dan lain-lain. Hanya saja keyboard berguna untuk me-tik di komputer, laptop dan benda berlayar tersebut tapi kalau mesin tik itu berguna untuk menulis atau me-tik di kertas langsung. Penggunaannya sangatlah manual, beruntunglah jika suatu saat kalian tidak diperintahkan mengerjakan tugas dengan menggunakan mesin tik.
   Mesin ketik modern merupakan pengembangan dari mesin ketik yang pada awalnya diciptakan secara sederhana dan bertahap. Penemuan teknologi ini melibatkan penemu yang bekerja secara mandiri, baik secara perorangan maupun kelompok, yang menimbulkan persaingan antarpenemu selama beberapa dekade. Hal ini sama seperti penemuan telepon, di mana sejumlah orang saling memberikan kontribusi terhadap penemuan mesin ketik ini sehingga pada akhirnya menciptakan suatu produk komersil yang sukses.
    Penemuan mesin ketik diawali pada tahun 1714, saat Henry Mill memperoleh hak paten karena menciptakan sebuah mesin yang menyerupai mesin ketik. Di samping itu muncul pula penemuan kertas karbon oleh Pellegrino Turri yang merupakan salah satu cikal bakal dari komponen mesin ketik. Pada tahun 1829, William Justin Burt menciptakan sebuah mesin yang disebut “typowriter”, yang dikenal sebagai mesin ketik pertama. Walaupun demikian, mesin ini bekerja lebih lama daripada menulis dengan menggunakan tangan, sehingga Burt tidak dapat menemukan seorang pembeli atau pihak perusahaan yang mau membeli hak paten tersebut. Hal ini menyebabkan mesin itu tidak dapat diproduksi untuk komersil. Mesin ketik ini digunakan dengan cara putaran, bukan tombol-tombol untuk memilih karakter, sehingga disebut “index typewriter”, bukan “keyboard typewriter”.
   Pada pertengahan tahun 1800, secara global dapat dilihat adanya peningkatan komunikasi bisnis. Kejadian ini menciptakan kebutuhan akan proses penulisan secara mekanik, sehingga proses menulis menjadi lebih cepat. Pada tahun 1829 sampai 1870, penemuan mesin ketik banyak bermunculan di negara-negara Eropa dan Amerika, namun tidak ada yang berhasil membuat mesin ketik menjadi sebuah produk yang dihasilkan secara komersil. Kemudian pada tahun 1855, Giuseppe Ravizza, seorang berkebangsaan Itali, menciptakan sebuah prototipe mesin ketik. Pada akhirnya, di tahun 1861, Father Francisco João de Azevedo, seorang pendeta Brazil, menciptakan mesin ketik buatannya sendiri. Penemuan ini menimbulkan klaim bahwa ia adalah seorang penemu sejati mesin ketik. Klaim ini kemudian menimbulkan kontroversi. Di antara tahun 1864 sampai 1867, Peter Mitterhofer, seorang tukang kayu berkebangsaan Austria, berhasil mengembangkan beberapa model mesin ketik dan prototipe ini dapat berfungsi secara penuh pada tahun 1867.
   Pada tahun 1865, Rev. Rasmus Malling-Hansen menciptakan "Hansen Writing Ball", yang kemudian menjadi mesin ketik pertama yang dijual secara komersil pada tahun 1870. Berdasarkan penjelasan pada buku “Who is The Inventor of The Writing Ball” pada tahun 1865, papan ketik yang digunakan dalam mesin ketik ini terbuat dari keramik. Dalam proses penetapan standar papan ketik tersebut terjadi beberapa tahap eksperimen dalam penempatan tombol-tombol huruf yang berbeda. Eksperimen terhadap penempatan tombol-tombol ini bertujuan untuk mencapai kecepatan menulis yang paling tinggi. Hal ini menyebabkan Hansen Witing Ball merupakan mesin ketik pertama yang dapat memproduksi teks lebih cepat daripada menulis dengan tangan secara manual. Eksperimen terhadap mesin ketik yang ciciptakan oleh Malling-Hansen ini tetap mengalami perkembangan sejak tahun 1870 sampai sekitar tahun 1880.
   Mesin ketik pertama kali yang sukses secara komersil diciptakan oleh C. Latham Sholes, Carlos Glidden dan Samuel W. Soule pada tahun 1867. Penemuan ini kemudian memperoleh hak paten dan dibeli oleh E. Remington and Sons, sebuah perusahaan manufaktur.
   Walaupun demikian, mesin ini pada awalnya masih memiliki beberapa kekurangan antara lain juru tulis tidak dapat melihat hasil ketikan secara langsung dan adanya kesulitan akan penempatan tuts yang digunakan untuk kembali pada posisi semula. Hal ini kemudian dapat diatasi dengan munculnya “visible typewriters” seperti mesin ketik Oliver pada tahun 1895.
   Ya paling tidak itu yang ditulis di wikipedia berbahasa Indonesia tentang sejarah mesin tik. Ini adalah cikal bakal penemuan komputer, ya bisa jadi ini yang membuat microsoft membuat office word dan lain sebagainya. 
  Kalian juga Pastinya bingung kan apa itu 10 elemen jurnalistik?. sekilas tentang 10 elemen jurnalistik. saa tidak akan membahas lebih banyak karena ada saat dimana edisi Jaka Selimut menerangkan apa itu 10 elemen jurnalisme.
   Elemen Jurlaisme dirumuskan oleh dua orang pengamat ilmu komunikasi yang khususnya mempelajari ilmu jurnalistik, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Mereka merumuskan 9 elemen jurnalisme dalam bukunnya The Elements of Journalism, What News People Should Know and The Public Should expect dalam cetakan pertamanya di tahun 2001. Seiring dengan perkembangan waktu, Elemen journalisme pun berubah, tepatnya bertambah menjadi sepuluh.
Awalnya sembilan elemen Jurnalisme adalah
  • Kebenaran yang utama.
  • Berpihak dan Loyal Kepada Masyarakat.
  • Cek ulang dan disiplin.
  • Independen dan bebas dari kepentingan manapun
  • Bebas dari kekuasaan politik dan menjadi pemantau kerja pemerintah atas nama masyarakat.
  • Terbuka untuk kritik dan komentar dari masyarakat.
  • Menyajikan Berita yang penting dan menarik.
  • Berita Komperhensif dan Porposional 
  • Bekerja dengan Hati nurani dan elemen terakhir (ke-10) adalah.
  • Masyarakat bertanggung jawab atas sebuah berita atau informasi.
    Pada elemen ke 10 ini bisa disimpulkan bahwa saat ini, di masa seluruh masyarakat bisa memberikan segala informasi dari media massa seperti internet lewat sosial media yang mereka miliki, maka Bill Kovach dan Tom Rosensteil menambahkan elemen kesepuluh yang merupakan tanggung jawab masyarakat terhadap segala informasi yang disampaikan di media sosial seperti facebook dan sosial microbloging seperti twitter. Maka dari itu mulai sekarang kita sebaiknya berhati-hati memberi informasi melalui media online karena kalian akan diawasi setiap saat. Hal yang sedang ramai di media online pun bisa menjadi pedang yang berbalik menusuk diri anda sendiri jika informasi yang anda berikan salah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. 

    sementara jaka selimut mulai ngantuk setelah mengerjakan tugas yang harus diketik tangan sebanyak lima lembar selama beberapa jam, saya mohon pamit, wasalam dan sampai ketemu lagi ariverderchi.


Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda