Mimpi Terindah

Kami telah memutuskan membajak sebuah TUMBLR lepas, dan dari sana kami mendapatkan sebuah ceritra. (sebenernya penulisnya sama aja, jadi ini nggak ada kopas2an ya..)

pada pagi itu, canda tawa dan perhatian tertuju pada cerita kawan saya yang sedang membicarakan kucing peliharaannya di rumahnya diluar pulau sana. dia menceritakan hal yang menyedihkan soal kematian anak kucing kesayangannya yang terlindas mobilnya saat di kota asalnya. waktu sudah menunjukan pukul satu pagi saat kami berbincang bincang dipenuhi gelak tawa dan gurauan anak rantau.

sementara mereka masih saja bercanda dan saya tidak kuat menahan rasa kantuk yang amat sangat, maka beralihlah saya ke tempat tidur dikamar teman saya tepatnya satu kamar disamping kamar tempat kami berkumpul dan bergurau pagi itu.

Dan surya perlahan mulai memunculkan diri bagaikan cahaya lampu sorot stadion yang mulai memancarkan cahaya menyilaukan dengan perlahan, membangunkan saya dari tidur lelap dan saya terjaga sesaat sebelum melangkah ke luar kosan untuk melihat suasana pagi yang menabjubkan. 

pagi itu, seorang anak kecil berlari menghampiri ayahnya yang juga pemilik kosan saya terdahulu, menyebrang jalan sepi sendirian pada pagi sejuk dan cahaya matahari yang terhalangi oleh rindangnya pohoh di daerah yang nampak tak asing bagi saya.

tiba-tiba, KRAK!, ada mobil melintasi jalan tersebut, teriakan histeris dari ayah pemilik kosan menggelegar mengait perhatian warga sekitar saat seorang bocah perempuan tertabrak mobil kijang kapsul dan melindas kepalanya hingga remuk. dengan cepat keheningan setelah teriakan seorang bapak yang sangat panik tersebut terganti dengan tangisan histeris keluarga yang mengharukan lokasi kejadian.

saya, terhentak, entah apa yang harus saya lakukan, berdiri, terdiam kaku dan tidak tahu mengapa bisa terjadi, seorang anak berumur 3 tahunan, terlindas hingga remuk di depan mata saya sendiri, baju saya ternodai darah segar dan saya rasanya ingin pingsan. 

dan bapak dari anak itu berlari ke arah saya dan ingin menyerang saya, mendorong saya sampai ada beberapa lelaki muda menahan emosinya dan dia menyalahkan tindakan saya yang hanya diam saja, dan tidak berbat apa-apa tatkala mobil melintas dan menghancurkan hati si bapak tersebut.

beberapa hari berselang, saya hanya diam di kamar saya, tidak kemana-mana. terkurung oleh rasa bersalah atas kejadian yang menimpa anak bapak kost saya beberapa hari yang lalu. terkadang terdengar omelan dan teriakan bapak kost saya meminta ganti rugi dan mengganti nyawa anaknya dengan nyawa saya dari luar jendela menggedor-gedor pintu yang selalu menciutkan hati saya dan memperkuat tembok rasa bersalah saya.

suatu hari, saya membuka tirai kamar saya untuk pertama kalinya setelah saya mulai merasa tenang dan tekanan yang diberikan mulai berkurang. saya mendengar suara teman kosan saya mengarah ke tempat kami dan saya pun dengan lekas berlari menghampirinya ingin menceritakan banyak hal setelah entah berapa hari dia sudah menghilang.

saat saya keluar, betapa terkejutnya saya melihat sosok teman saya memandang saya dan berkata dalam bahasa sunda menanyakan “siapakah itu ayah?” sambil menengok ke arah saya, sontak ayahnya menengok juga ke arah saya, dengan tatapan yang menyeramkan. saya sangat terkejut ketakutan setengah mati, anak itu berkepala teman saya, anak yang terlindas mobil di depan mata saya itu, ah! saya merasa ingin mati, anak itu digendong dipunggung bapak kost saya, wajahnya dan kepalanya diganti oleh kepala teman saya, sangat pucat, ekspersinya datar, begitupun suaranya, ya tuhan ada apa ini.

dan saya pun terlotar melewati lintasan ruang dan waktu, hingga tersadar saya ada dikamar teman saya subuh itu, jum’at (10/6). adzan subuhlah yang membangunkanku dari “mimpi indah” itu. dan saya kembali tertidur saya tidak menghiraukan apapun lagi, ini hanya mimpi. (jatinangor, cingcin)

akhirnya cerita horror juga...