Jumat, 23 Maret 2012

Mungkin Inilah Waktunya Kembali Kepada Handphone dan SMS

Malam itu cukup dingin dan saya baru pulang berjalan-jalan mencari makan. Sesampainya di kosan saya mampir sejenak ke kamar Jaka Selimut. Tidak biasanya teman saya sudah tertidur di jam 8 malam, padahal saya tahu hari itu dia sama sekali tidak ada kegiatan. Handphone dimatikan, pantas saja saya tidak bisa menghubunginya, laptop dimatikan dan kamarnya saat itu dalam kondisi yang gelap dan hanya ada lampu belajar yang menerangi. Saya merasa, mungkin dia sedang memikirkan sesuatu hingga akhirnya ketiduran. Saya mencoba membangunkannya, dan berniat memberitahunya, ila dia tidur sebaiknya kamarnya dikunci, maklum saja akhir-akhir ini suka ada pencuri yang dengan pintar masuk dan menggasak barang saat penghuni kamar lengah.

ilustrasi pencuri berwajah licik dan picik




Saya menggoyangkan bahu Jaka pelan-pelan mencoba membangunkannya dari tidur, dan akhirnya dia terangun. "Heh ada lu, dari kapan disini" tanya Jaka setengah sadar. "Saya baru sampai, jak kalo kamu mau tidur coba biasakan kunci pintu, tahu sendiri kan akhir-akhir ini banyak maling" balasku memberitahunya. Dengan bergerak agak pegal dari tidurnya dia langsung menuju kamar mandi dan buang air, dari dalam kamar mandinya yang kecil dan sempit itu dia mencoba mengajak saya berbicara. "Tadinya gue emang nggak niat tidur, gue lagi mojok-mojok sambil ngerokok eh nggak tau deh lupa lagi taunya lo udah bangunin gue aja barusan" katanya. Dia jarang sekali seperti itu, dia bukanlah orang yang mudah tertidur sepengetahuanku, hal tersebut menimbulkan pertanyaan dalam otakku dan membuatku bertanya langsung padanya. "Kenapa kau bisa ketiduran Jak? aneh banget, jarang-jarang kau seperti ini" tanyaku.

"Tadi gue menyalakan laptop, membuka akun jejaring informasi dan sosial, facebook dan twitter. Tau ga lo isinya apa aja?" tanya Jaka. "hm.. ya palingan kalo info ya isinya cuma cuaca, info waktu ibadah, kalo dari aku berita ya isinya berita, dan iklan serta tanggapan akun twitter lainnya" jawabku. "Nah.. itu tanggapan mereka, terkadang mereka menulis hal yang tidak penting, Tor, sadar nggak lo, dari bentuknya aja deh, menurut lo twitter itu apa?" tanya dia lagi. "Ya.. jejaring sosial, media informasi gitu kan?" jawabku. "Ah lo aja nggak yakin itu apa, lantas kenapa lo bikin akunnya Tor? Menurut gue twitter bukanlah jejaring sosial tempat orang ngobrol dan menjadikan hal itu ajang chatting satu sama lain. Tapi disini ni di negara ini, atau dimanapun deh, banyak yang masih pake ini buat sarana ko-mu-ni-ka-si" hantam Jaka Selimut. "Ya saya si emang bikin itu sebelom lingkungan saya bikin si Jak, awalnya saya nggak tau maksudnya buat apa, waktu itu gue instal aplikasi buat ekstensi program pencari di laptop saya dan ada suruhan follow via twitter, dan mau nggak mau gue bikin akunnya" jawabku menanggapi pernyataan Jaka. "Oke, seiring berjalannya waktu, pasti banyak temen lo yang bikin akun itu dan menjadikan itu sebagai sebuah sarana ko-mu-ni-ka-si kayak facebook dan friendster kan?" tanggapi Jaka lagi. "Oke, saya tahu kamu pasti pengen kritik para pengguna twitter yang menurut kamu salah kan Jak? tapi inget satu hal, mereka menyebarkan informasi, iklan dan info lainnya itu adalah sebuah sistem komunikasi Jak, mereka memasarkan dan membangun citra dan lain sebagainya, jadi tidak salah kalau memang mereka menggunakan itu sebagai sarana komunikasi, tapi Saya mencoba meluruskan ya Jak, yang salah disini, mereka, para awam meggunakan media ini untuk mengobrol satu sama lain lewat sarana retweet, mention dan timeline. Betul nggak?" kataku meredakan emosinya yang membuat dia hampir terperangkap dipemikirannya yang kritis.

"Hm.. Oke kalo memang seperti itu, ini yang harus diubah Tor, Mereka semua menggunakan twitter dan meninggalkan facebook, tempat seharusnya mereka berkomunikasi di jejaring sosial, bebaslah dia berkata dan bila memang mereka belum gila dengan menyebarkan segala privasi mereka ke muka umum pastinya mereka berada di facebook saat ini, bayangkan ya Tor. Jika Lo menjadi seorang bisnis man, atau penjual cendol di salah satu Mall termahsyur di ibu kota yang menggunakan twitter sebagai sarana promosi lo, dan lo gunakan itu sebagai twitter pribadi lo Tor, tiba-tiba pacar lo ngambek dan mencaci maki lo di twitter tapi langsung di timeline, dan dengan polsnya lo nggak tau atau lupa kalo segala hal yang lo tulis di kotak tweet itu muncul di timeline dan kalian bertengkar, betapa amat sangat berbahayanya reputasi lo dan bisnis cendol lo itu Tor". komentar Jaka. "Ya itulah yang saya bingungkan Jak, lagi-lagi masyarakat salah, ya karena kurangnya minat mereka untuk mencari tahu sendiri kegunaan dari media tersebut. Malas belajar membuat mereka tersesat, malu? saya rasa mereka tidak malu sebelum mereka tahu ada yang menertawakan tingkahnya yang salah di media sosial Jak. Lantas gimana dong?" tanyaku kepada Jaka mengenai keterlanjuran ini.

"Kemarin temanku yang gue follow bertengkar dengan pacarnya, awalnya mereka saling menyindir, dan lama kelamaan mulailah berkata-kata kasar namun dia sensor sendiri, ya gue nggak ngerti deh ujung-ujungnya mereka bertengkar di timeline, ini sudah berulang kali gue saksikan, dan hal tersebut memusingkan mata. Ada yang berkomentar 'kalo nggak suka omongan gue, ya unfollow saja', ini meresahkan, seolah-olah ada tetangga lama yang memiliki sifat jelek tapi masih peduli amat, meurut gue mendingan lo aja yang pergi dari sini sebelom gue tendang muka lo, ya tapi gimana kalo gue komen dia kayak gitu di timeline sama gilanya dong gue. Gue rasa mereka harus mulai belajar menggunakan DM dan berlatih menjaga jarinya yang gatal untuk menulis segala keluh kesahnya di Timeline Tor, masih ada facebook yang lebih aman dalam menjaga privasi mereka, lantas kenapa mereka tinggalkan, disana ada pesan, dan aplikasi yang memungkinkan hanya mereka berdua saja yang bisa melihat update-an status dan lain sebagainya. dan yang lebih mudahnya lagi, coba deh belajar komunikasi lewat sms dan telepon lagi biar orang-orang nggak ikut pusing melihat mereka bertengkar di media sosial, kan mereka ujung-ujungnya malu sendiri" ucap Jaka berkobar-kobar.

"Oke Jak, saya tau kenapa kamu kayak begitu..", "Nggak lo, nggak tau gue kenapa begini sebelom lo minta  maaf dan menghapus semua itu" potongnya. "Apa? semua Apa Jak?" tanyaku bingung, "Sadar woy Tor Sadar.. lo liat apa yang lo update dari tengah malem sampe tadi subuh.. semua curhat, sampah basi nggak berguna buat gue!!" kata Jaka dengan kesal. "Ah masa..ah nggak ah.." kataku tidak yakin, sesungguhya saya lupa akan hal tersebut aku benar-benar tidak yakin dengan perkataan Jaka yang demikian, dengan sigap saya menyalakan laptop dan mencoba membuka profile dan tweet saya tadi malam.

"YA TUHAN SAYA DI BAJAK!!"
Teriak saya melihat apa yang ada disana, kira-kira semua tweet itu bertuliskan...

"laparrrrr....", "dingin-dingin enaknya kita #####", "uuuhhh unyu banget si cewek kepo-an ku", dan "Jaka tidur meliuk-liuk gitu udah kayak gulukngan kotoran di film Arale".. saya menoleh ke arah Jaka yang duduk di kasur tepat di belakangku, wajahnya merah padam dengan matanya yang melotot dan mulutnya yang agak manyun mencoba mengumpulkan tenaga untuk membunuhku.. "Lo nggak di bajak Tor, lo semalem kebanyakan minum ini makanya ngawur dan membajak twitter lo sendiri" kata Jaka dengan nada datar dan tenang, sambil mengeluarkan sebuah kaleng yang seingat saya ada di tempat sampah kamar saya semalam. "ah nggak kok.. emm itu kan saya buang di kamar saya Jak.." jawab saya setengah gemetaran dengan wajah merah karena malu. "Tapi lo minum Tor dan lo nggak sadar kalo lo ngebajak twitter lo sendiri buat ngehina gue Tor!!!" ucapnya  lagi dengan datar..

suddenly..

Suasana tenang...

saya tertegun menatap segala benda melayang ke arah wajah saya..

NARATORR KUBUNUH KAU *&^&**(*&**!!!!




dan tiba-tiba kamar Jaka yang remang itu jadi meriah dengan segala suara bantingan dan teriakan jaka dan jeritan saya karena terhantam benda-benda keras di kamar itu. "Ampun Jak.. oke pantes gue tau kenapa lo ngibaratin gue sebagai tukang cendol.. saya paham JAAAAK!!!.." teriak saya meramaikan suasana.

"Ampun Jak.. oke pantes gue tau kenapa lo ngibaratin gue sebagai tukang cendol.. saya paham JAAAAK!!!.." 




Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda