Jumat, 16 Maret 2012

Sulitkah Mengkonsep Sebuah Grup Musik

Sulitnya Mempertahankan Band

Semalam saya ketiduran, laptop saya saya biarkan menyala, waktu bangun saya menyimpan rasa curiga kepada jaka yang begadang semalaman untuk mengerjakan tugas katanya..

"ORANG KAYAK DIA NGERJAIN TUGAS DI HARI KAMIS MALAM?! JUMATNYA KAN DIA LIBUR"

Saya baru menyadarinya saat melihat satu postingan baru mengenai idealisme dan bla bla bla itu. Ternyata benar dugaan saya, laptop saya dibajak saat saya tertidur untuk memikirkan ide postingan hari ini. Tidak hanya itu, bujang lapuk ini juga mengembat beberapa garpit saya, dua batang!! ya tuhan bayangkan dua batang itu harganya dua ribu dan itu mahal sekali untuk seorang penulis miskin dan pengangguran seperti saya, biarpun saya multi talenta, penulis, narator, mahasiswa, dan paling jago untuk tidak melakukan apa-apa tapi semua keahlian itu tidak dibayar dengan uang. Saya dibayar dengan kepuasan kalo data statistik "klik" ke blok Jaka Selimut meningkat... oh betapa suramnya nasib narator ini, udah gitu masih dicurangin sama subjek pertama di blog ini lagi, mentang-mentang lagi bermuram durja, sembarangan membajak laptop orang...

(terdengan suara dari belakang)
"Yaelah lu gitu aja..ngambek, udah mulai lah omongin soal yang kemaren"



Sumpah saya kesal sama si Jekess itu, yaudah sekarang kembali ke topik, bukan masalah bajak membajak tapi  masalah musik. gue mau ceritain pengalaman bemusik seorang Jaka Selimut. Dia adalah orang yang memiliki latar belakang musik yang aneh dan berbeda dari orang biasanya, bisa dilihat dari postingan saya beberapa hari yang lalu soal permasalahan musik di indonesia. Bila dijabarkan seperti ini:

Saat TK dan SD dia membenci semua acara remaja dan dewasa dan terlalu fokus pada dunia acara kartun di tv atau serial super hero jepang, sampai akhirnya dia pernah bertengkar dengan sepupunya saat berkumpul di rumah nenek karena berebut chanel antara serial anak-anak kesukaannya dan chanel Mtv yang saat itu digemari oleh sepupunya yang sudah remaja, contoh: baja hitam, ultraman dan lain sebagainya.

Waktu berjalan sampai akhirnya di bangu SMP. Dunia musik sudah mulai merajai masa-masa remaja dan pubernya, dia mulai mengenal beberapa musik popular saat itu, namun hal tersebut dikalahkan telak oleh selera musik jadul yang dengan sigap merasuki jiwa seninya. Sampai akhirnya revolusi pun dilakukan seorang Jaka Selimut di dalam dirinya yaitu, Belajar bermain gitar, membeli radio tape dan mencari kaset-kaset koleksi bapaknya dulu dan mendengarkan acara di radio remaja yang cukup terkenal di bekasi periode 2004 sampai 2006, apa lagi kalau bukan M2 radio. The Beatles, Iwan Fals, sampai Samsons adalah musik yang dilahapnya selama duduk di bangu SMP, belum lagi serangan bermusik temen-teman SMP-nya yang banyak menyukai musik Back Metal dan lagu slengeam macen SLANK, semakin banyak tahu musiklah dia saat itu, dan hal yang menabjubkannya lagi adalah dia sudah berani bermain di panggung SMP saat melakukan pesta kelas, ya, itu adalah pencapaian terbesarnya saat itu, dengan membawakan lagu Padi yang berjudul Kasih tak Sampai dengan lantunan puisi yang diiringinya pula saat itu.

Kegemaran bermusiknya berlanjut sampai dia SMA, "Musik di SMA semakin beragam, gue semakin bingung buat milih musik mana dulu yang gue mau dalami" katanya. Ya, memang begitulah masa SMA nya, dunia musik saat dia duduk di bangku SMA semakin kacau dan membingungkan, banyak band beraliran sejenis dan bertambah dan terus bertambah dan dia bingung mau memilih yang mana. Datanglah seorang pendekar shaolin yang memperkenalkan dimensi musik baru yang saat itu sedang asyik-asyiknya bercorak dan beraneka ragam, dari genre jazz, hip-hop, techno, retro, rock, metal dan lain sebagainya. Dunia musik Indie lah sebutannya, dari sana Jaka Selimut mengenal berbagai musisi indoe dari The Upstairs dan Goodnight Electric yang memainkan musik tekno yang modern saat itu sampai musisi dan band yang tidak lelah menyanyikan lagu beraroma klasik macam The Adams dan White Shoes and The Couple Company.

Dilingkungannya saat itu banyak sekali acara pensi dan panggung-panggung festival yang menarik perhatiannya dalam bermusik sampai akhirnya untuk pertama kalinya dia mendatangi panggung Mtv Staying Alive dan berbagai acara yang diketahuinya lewat jejaring sosial para musisi (MySpace) dan radio akan muda saat itu Trax FM, beberapa kali dia dan teman-temannya seperi Pendekar Shaolin, Mas Buluk, RIP dan Rifky membentuk sebuah band yang rutin latihan di hari rabu di studio yang hasilnya tetap hanya sekali manggung di Tambun. Dengan band yang saat itu dinamai The Bambang Wicaksono dia manggung dua kali, yang pertama saat pensi kecil-kecilan SMA-nya dan Saat ada festival musik di Tambun sana.

Sempat sekali lagi dia mencoba membuat Band setelah lulus SMA bersama pendekar Shaolin dan Mas Buluk lagi, bernama Room of Sound yang memiliki setting room idependent recording dan menghasilkan dua buah rekaman lagu yang berjudul Big Mouth Star dan Insane. Band ini banyak terinspirasi dari band-band kegemaran Jaka Selimut macam Oasis, The Sigit, Jet dan Iwan Fals. dia mencoba menanamkan lirik-lirik kritik sosial di dalam lagunya, namun sayang seribu sayang band yang sangat diharapkannya sedikit mencuat di permukaan ini pun redup kembali.

Sejak saat itu dia seperti malas bermusik dalam hal group, dia tetap belajar gitar, mendalami beberapa  chord yang belum diketahuinya namun tidak memiliki band. Vakum dalam dunia bermusik membuatnya buta dalam perkembangan musik saat ini, dan terjebak dalam dunia musik klasik, pengetahuan musiknya hanya terpatok dari tahun 60-an sampai tahun 2008 atau 2009-an. Tetapi saat ini ada lagi teman kampusnya yang beberapa kali menyajak Jaka manggung di acara kampus, sekali pernah dia mengisi band teman kampusnya itu dengan membawakan lagu-lagu The Beatles tetapi hasilnya cukup menyedihkan karena minim latihan , kali ini ada project lagi, akankah dia bisa membuat gebrakan yang berarti dalam mengkonsep sebuah grup musik kali ini? Lihat saja nanti.

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda