Selasa, 20 Maret 2012

Morphine Adalah Perempuan (?)


Mumet mikirin kehidupan mumet mikirin kuliah mumet mikirin masa depan membuat Jaka Selimut semakin gusar dan tidak beraturan hidupnya. Bolak balik memikirkan hal yang sulit dan mencari jawaban akan semua itu. Jaka mencoba membuka perbincangan dengan saya. "Tor, lo tau nggak? gue baru dapet jawaban dari kegusaran gue selama ini" tanya Jaka Selimut padaku. "Apa gerangan yang kau temukan Jak?" jawabku penasaran. Dia berdiri dan duduk di sudut "kokpit" kamarnya, dia mencoba meyakinkan saya dengan memberitahu segala kegusarannya akhir-akhir ini.


"oke.. lo udah tau kan apa aja kegusaran gue itu tor?" tanya dia sekali lagi, saya hanya menganggung mengerti. "Jawabannya adalah wanita Tor, wanita adalah morphine dari kegusaran seorang pria yang terjebak dalam tanda tanya, sekarang gue ngerasa bener-bener nggak tau apa yang musti gue lakuin karena gue berada di titik jenuh kehidupan tor" jelasnya. "Dirimu punya sosok wanita morphine itu jak?" tanya saya. Dia hanya berdiri dan kembali menghadap laptop dan mulai mengetik, entah apa yang sedang dia ketik. Sambil dia mengetik dan menghadap laptop dia berbicara.

"Wanita adalah karunia tuhan Tor, betapa beruntungnya Pria yang saat ini dikaruniai wanita untuk berbagi.. ye ga? Sementara gue.. Gue adalah Pria yang belum dikaruniai tuhan untuk mendapatkannya. Tapi tidak apalah Tor bila memang itu adanya. Lagipula wanita bukanlah kamus atau ensiklopedia yang memiliki segudang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan gue kan" katanya. Saya tidak tahu apakah dia sedang mencurahkan isi hatinya atau memang sedang kerasukan, saya tidak perduli karena saya tidak bisa merasakan perbedaannya, lagipula biarlah kemasukan juga asalkan dia tidak meracau.

"Kau ingin punya morphine itu jak?" tanyaku pada temanku yang tiba-tiba berhenti menulis di laptop. "Morphine adalah sejenis obat penghilang rasa suntuk dan rasa sakit Tor, menurut lo aja lah saat ini aku sedang merasakan apa, gue nggak butuh obat macam itu dalam bentuk yang sebenarnya Tor. Emangnya kita ada di tahunnya Sherlock Holmes, disaat semua obat itu masih dihalalkan untuk dipergunakan. Wanita adalah sosok lain dari obat penenang, kita bisa share dan berbagi, mengalihkan pembicaraan dengan berbagai macam hal yang dapat membuat gue gila, semacam persoalan hidup dan pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab Tor". Saya mulai mengerti maksud dari pembahasan ini, Jaka menemukan jawaban itu, tetapi dia merasa saat ini dia masih belum mampu untuk mendapatkan wanita yang diibaratkannya sebagai morphine itu.

Saya tahu ini curahan hati Jaka karena tidak pernah berhasil mendapatkan perempuan di kampus yang dia incer. Sekalian mau belagak cool aja dengan nyebut perempuan itu adalah morphine. oke Jak sabar ya kali ntar dirimu bisa dapet yang baik buat jadi pendamping kelak.

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda